ADA TANTANGAN DIBALIK KEBERADAAN SIRKUIT MANDALIKA LOMBOK



Lombok mendunia, sebuah tajuk yang mewakili harapan-harapan masyarakat lombok. Kalimat ini bukanlah hanya sekedar harapan yang menjadi bualan semata. Namun, kalimat ini seolah menjadi energi dan semangat baru bagi seluruh stakeholder yang ada dilombok baik dari kalangan pemerintah, pengusaha maupun masyarakat biasa. Berbagi upaya dalam bidang pariwisata, eksplorasi budaya, dan lain sebagainya  kini terus digalakkan untuk mencapai hal ini.


Salah satu upaya luar biasa yang sedang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan sirkuit moto GP mandalika. Perlahan tapi pasti, pergelaran bergensi dunia seperti moto GP sudah terlihat sangat jelas didepan mata bagi masyarakat lombok. Bagaimana tidak, sirkuit yang bahkan tidak pernah dibayangkan sebelumnya kini akan hadir di pulau lombok. Menurut perkiraan, sirkuit ini diperkirakan akan rampung pada tahun 2020 ini.

gambar design sirkuit moto gp mandalika lombok
Secara umum, dengan adanya sirkuit ini tentu akan mendatangkan  pengaruh besar bagi berbagai bidang terutama bidang pariwisata di pulau lombok. Namun disisi lain, keberadaan sirkuit mandalika ini bisa menjadi boomerang jika kita tidak siap untuk menerima segala tantangan dibaliknya. Pada artikel ini penulis akan fokus terhadap tantangan berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Budaya.

Berbicara tentang SDM, tentu tidak bisa lepas dari yang namanya pendidikan. Mirisnya tingkat pendidikan kita tergolong sangat rendah di indonesia. Menurut data nasional dari Badan Pusat Statistika Nasional, tingkat pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah yang terendah kedua dari seluruh provinsi yang ada. Hal ini tentu sangat miris bagi kita. Pasalnya, jika kita tidak memiliki kualitas SDM yang mumpuni, maka perusahaan atau instansi terkait disekitaran areal Sirkuit Mandalika ini tidak akan bisa merekrut kita. Oleh karena itu, sudah saatnya kita untuk berbenah dan berusaha untuk memperbaiki kualitas SDM kita baik melalui pendidikan formal maupun infomral. Dengan demikian, kedepammya kita akan menjadi generasi yang layak untuk segala peluang yang tersedia.

Disisi lain, faktor budaya juga menjadi tantangan yang tidak bisa diragukan dari keberadaan sirkuit mandalika ini. Bagaimana tidak, dengan beroperasinya sirkuit ini nantinya, otomatis para penonton atau wisatawan dengan jumlah besar akan berkunjung kepulau lombok. Secara tidak langsung, kedatangan mereka tentu membawa kebiasaan dan tradisi yang sangat beragam. Kita harus menjadikan moment itu sebagai ajang untuk mengeksplor dan memperkenalkan budaya lokal kita. Dengan demikian, para wisatawan tersebut akan melihat segala budaya kita sebagai identitas kita sebagai masyarakat lombok. Hal inilah yang mereka cari, sesuatu yang unik dan tidak ada di daerah asal mereka. 

Sebaliknya jika kita cendrung mengikuti gaya atau trend yang mereka bawa dan tidak peduli dengan tradisi dan budaya lokal kita. Bukan tidak mungkin, budaya dan tradisi warisan nenek moyang kita suku sasak akan sirna dan punah. Oleh karena itu, sudah saatnya generasi millenial lombok memperlihatkan bahwa inilah generasi sasak. Kita tidak boleh gensi untuk memutar lagu daerah kita, mengenakan pakaian adat kita, mengikuti kegiatan kebudayaan kita dan lainnya. Lombok mendunia harus kita wujudkan dengan menjadi diri kita generasi sasak. Bukan memaksakan diri untuk menjadi mereka orang-orang mancanegara dengan mengikuti trend dan gaya hidup yang mereka bawakan.

No comments:

Post a Comment